Budaya positif penting dikembangkan di sekolah. Mutu sekolah dapat dilihat dari budaya positif yang hidup dan dikembangkan warga sekolah.Dalam mewujudkan budaya positif ini, guru memegang peranan sentral. Guru perlu memahami posisi apa yang tepat untuk dapat mewujudkan budaya positif baik lingkup kelas maupun sekolah. Selain itu, pemahaman akan disiplin positif juga diperlukan karena sebagai pamong, guru diharapkan dapat menuntun murid untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Budaya positif
disekolah membantu mencapai visi sekolah impian,untuk mewujudkan visi sekolah
impian kita harus pahami bahwa yang tampak dan dapat dilihat oleh kita dari
budaya sekolah apa yang ada disekitar kita seperti kegiatan belajar
mengajar yang diterapkan, jam belajar, upacara sekolah, ekstrakurikuler, tata
tertib sekolah, kebersihan sekolah dan sebagainya yang dapat dilihat oleh
kita. peran guru sebagai ujung tombak kualitas pendidikan di sekolah sangatlah
penting.
Guru penggerak
adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara
holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk
mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi
teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila.
Tujuan utama
pembelajaran di sekolah dititik beratkan pada pendidikan dan pengajaran siswa.
Hasil pembelajaran dan bagaimana karakteristik siswa harus dikuasai oleh
pendidik. Menurut Ki Hadjar Dewantara, anak-anak hidup dan tumbuh sesuai
kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat
itu. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan mampu mengeksplorasi diri dan
berpihak pada siswa, menghargai keberagaman dan memberikan kesempatan siswa
untuk mengeksplorasi diri yang membentuk murid merdeka.
Manajemen
perubahan yang menggunakan paradigma IA salah satunya adalah BAGJA (Buat pertanyaan
utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi bersama, Jabarkan rencana, Atur eksekusi).
Melibatkan semua pemangku kepentingan, implementasi IA akan lebih efektif. IA
dengan memberdayakan potensi yang ada dengan metode BAGJA. Dengan BAGJA
analisis potensi dan visi lebih terarah
Rancangan
Tindakan Untuk Aksi Nyata
Judul Modul :
Menerapkan Segitiga Restitusi dalam melaksanakan pembinaan Murid oleh Wali
Kelas
Nama Peserta :
Riyandi, S.Pd
CGP Angkatan 4
SMK Negeri 1 Terisi Kab. Indramayu
Latar Belakang :
Melakukan
pembinaan terhadap murid yang bermasalah kadang diterapkan dengan cara
menghukum, atau membuat murid merasa bersalah sehingga murid merasa sendirian
ketika terkena masalah.
Tujuan :
Melakukan
segitiga restitusi dalam pembinaan murid bermasalah oleh wali kelas, diharapkan
dapat membuat pola pikir murid menjadi pribadi positif dan bertanggungjawab dan
murid tidak merasa sendirian dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya.
Tolok Ukur:
Berkurangnya Jumlah
murid yang bermasalah atau melanggar kedisiplinan.
Lini masa
Tindakan yang akan dilakukan :
Penanganan
langsung dengan menerapkan segitiga restitusi ketika ada murid yang bermasalah
atau melanggar kedisiplinan. (Fleksibel sesuai Kejadian).
Dukungan yang
dibutuhkan:
Tentunya perlu
dukungan dari Guru BK, Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan dan kepala
sekolah.