Salah satu jenis
ikatan kimia adalah ikatan ion. Ikatan ion adalah ikatan kimia yang terjadi
karena gaya tarik menarik antara ion yang berbeda muatan (Gaya Coloumb).
Contoh ikatan ion :
ikatan dalam garam dapur (Natrium klorida (NaCl)). Dalam pembentukan NaCl
terjadi gaya tarik menarik antara ion Natrium (Na+) dan ion Klorida
(Cl-).
Unsur apa saja yang
dapat membentuk ikatan ion?apakah sifat-sifat senyawa yang berikatan ion?
Simaklah bahasan berikut.
PEMBENTUKAN IKATAN ION
Kita ambil contoh
sekali lagi Natrium dan Klorin. Natrium telah kita ketahui merupakan suatu
unsur yang tergolong logam, dengan energi ionisasi yang relatif rendah.
Artinya, Natrium mudah melepaskan elektron pada kulit valensinya. Klorin adalah
unsur nonlogam dengan daya tarik elektron yang relatif besar. Artinya, klorin
memiliki kecenderungan besar menarik elektron.
Ketika Natrium
direaksikan dengan Klorin, Klorin akan menarik elektron dari Natrium. Natrium
ketika melepaskan 1 elektronnya maka akan berubah menjadi ion positif (Na+),
sedangkan Klorin ketika sudah menyerap 1 elektron dari Natrium akan berubah
menjadi ion Negatif (Cl-). Ion-ion tersebut kemudian mengalami
tarik-menarik karena gaya Coloumb sehingga membentuk NaCl.
Perhatikan proses
pembentukan ikatan dalam Nacl menggunakan lambang Lewis berikut.
Dari penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa ikatan ion terjadi karena adanya suatu gaya
elektrostatis dari ion yang berbeda muatan (Positif dan negatif). Hal itu dapat
terjadi jika antara unsur yang direaksikan terdapat perbedaan gaya tarik
menarik elektron yang cukup besar. Satu unsur mempunyai gaya tarik elektron
yang cukup besar, sedangkan unsur lainnya mempunyai gaya tarik elektron yang lemah
sehingga elektronnya mudah lepas dan kedua unsur tersebut dapat membentuk ion
unsurnya.
Golongan unsur yang
gaya tarik elektronnya relatif besar adalah unsur nonlogam, sedangkan golongan
unsur yang mempunyai gaya tarik elektron relatif lemah adalah unsur logam. Oleh
karena itu, unsur logam dengan unsur nonlogam umumnya berikatan ion dalam
senyawanya.
RUMUS KIMIA SENYAWA ION
Mengapa rumus kimia
Natrium klorida adalah NaCl (Na : Cl = 1:1)? Sesuai dengan aturan oktet, atom
Natrium akan melepas 1 elektron, sedangkan atom Klorin akan menyerap 1
elektron. Jadi setiap 1 atom Klorin membutuhkan 1 atom Natrium.
Akan tetapi, jangan
diartikan bahwa 1 ion Na+ hanya terikat pada 1 ion Cl-.
Dalam kristal Nacl, setiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl-
dan setiap ion Cl-dikelilingi oleh 6 ion Na+ dalam satu
struktur 3 dimensi berbentuk kubuh. Perhitak gambar di bawah ini.
Rumus kimia NaCl
adalah rumus empiris, menyatakan bahwa perbandingan ion Na+ : ion Cl-
= 1 : 1.
Dengan berpatokan
pada aturan oktet, kita dapat meramalkan rumus empiris senyawa ion dari suatu
pasangan logam – nonlogam. Hal itu menjadi mungkin karena jumlah elektron yang
dilepas unsur logam sama dengan elektron yang diserap unsur nonlogam.
Contoh : Meramalkan rumus kimia senyawa berdasarkan
aturan oktet dan menggambar proses pembentukan senyawa ionnya.
Pada reaksi-reaksi
berikut, setiap unsur dapat mencapai kofiguasi oktet. Tuliskan rumus elektron
(rumus Lewis) dan rumus empiris senyawa
yang terbentuk.
a. Mg (z = 12) + Cl (z = 17)
b. Al (z = 13) + F (z = 9)
c. Mg (z = 12) + O (z = 8)
Jawab
Untuk menentukan
rumus empiris hal yang harus diperhatikan adalah jumlah elektron yang
dilepaskan unsur logam harus sama dengan jumlah elektron yang diserap unsur
nonlogam. Jadi, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
·
Menentukan
konfigurasi elektron unsur logam dan nonlogam yang akan direaksikan.
·
Menentukan jumlah
elektron yang dilepas unsur logam
·
Menentukan jumlah
elektron yang dibutuhkan unsur nonlogam
·
Menyamakan jumlah
elektron sehingga diketahui rumus empiris senyawa
·
Menggambar proses
pelepasan-pengikatan elektron dengan lambang Lewis
a. Mg (z= 12) dan Cl (z= 17) mempunyai konfigurasi elektron
sebagai berikut:
12Mg = 2 8 2 à untuk mencapai konfigurasi Oktet Mg melepas 2 elektron
dan atom Mg berubah menjadi ion Mg2+ (muatan ion +2 karena melepas 2
elektron). Jadi muatan ion positif bergantung berapa jumlah elektron yang
dilepaskan oleh suatu atom.
17Cl = 2 8 7 à atom Cl untuk mencapai konfigurasi oktet hanya
membutuhkan 1 elektron. Jadi atom Cl ketika menyerap 1 elektron berubah menjadi
ion Cl- (muatan ion -1 karena menyerap 1 elektron. Sama seperti ion
positif, muatan ion negatif juga bergantung berapa jumlah elektron yang diserap
oleh suatu atom unsur).
Mg (2 8 2) à Mg2+ (2 8) + 2e-
Cl (2 8 7) + e- à Cl- (2 8 8)
Untuk menyamakan jumlah elektron yang dilepas dan
diserap, atom Klorin harus dikalikan 2, sedangkan atom Magnesium dikalikan
1.
Mg (2 8 2) à Mg2+
(2 8) + 2e- (x1)
Cl (2 8 7) + e- à Cl- (2 8 8) (x2)
Jadi rumus empiris senyawa adalah MgCl2
b. Al (z = 13) dan F (z = 9) mempunyai konfigurasi elektron
sebagai berikut:
13Al = 2 8
3 à untuk mencapai konfigurasi Oktet Al melepas 3 elektron
dan atom Al berubah menjadi ion Al3+ (muatan ion +3 karena melepas 3
elektron).
9F = 2 7 à untuk mencapai konfigurasi Oktet F membutuhkan 1
elektron dan atom F berubah menjadi ion F- (muatan ion -1 karena
menyerap 1 elektron).
Al (2 8 3) à Al3+
(2 8) + 3e-
F (2 7) + e- à F- (2 8)
Untuk menyamakan jumlah elektron yang dilepas dan
diserap, atom Flourin harus dikalikan 3, sedangkan atom Aluminium dikalikan
1.
Al (2 8 3) à Al3+
(2 8) + 3e- (x1)
F (2 7) + e- à F- (2 8) (x3)
Jadi rumus empiris senyawa adalah AlF3
c. Mg (z = 12) dan O (z = 8) mempunyai konfigurasi elektron
sebagai berikut:
12Mg = 2 8
2 à untuk mencapai konfigurasi Oktet Mg melepas 2 elektron
dan atom Mg berubah menjadi ion Mg2+ (muatan ion +2 karena melepas 2
elektron).
8O = 2 6 à untuk mencapai konfigurasi Oktet O membutuhkan 2
elektron dan atom O berubah menjadi ion O2- (muatan ion -2 karena
menyerap 2 elektron).
Karena Mg dan O memiliki jumlah elektron yang dilepas
dan diserap sama yaitu 2:2. Maka rumus empirisnya diambil dari nilai
perbandingan terkecil bentuk terkecil 2:2 adalah 1:1.
Jadi, rumus empiris senyawa adalah MgO