Di zaman ini, banyak kelompok-kelompok yang berdiri dengan tujuan penegakan khilafah. Sementara, kita tidak dituntut oleh Allah untuk mendirikan khilafah karena Dia tidak memerintahkan kita untuk mengerjakan sesuatu yang sangat sulit untuk dilaksanakan.
Kewajiban kita adalah menerapkan Islam dalam diri kita masing-masing dan menyebarkannya pada orang-orang di sekeliling kita.
Permasalahnya, kelompok-kelompok ini berdiri tidak didasari kepada ilmu dan pandangan masa depan yang jelas.
Mereka membunuh muslim lainnya dengan dalih penegakan khilafah.
Sementara Allah tidak menginginkan khilafah itu berdiri saat ini. Mereka
mencampuradukkan pemahaman agama dengan hawa nafsu sehingga mereka
memasukkan dunia ke dalam hati mareka.
Semenjak didirikan,
kelompok-kelompok ini tidak memberikan kebaikan kepada Islam. Dan inilah
kenyataan yang kita saksikan saat ini. Bahkan kelompok pemikiran
sekalipun, pada akhirnya pemikiran itu dikubur bersama orang yang
menghasilkannya.
Orang yang menuntut sesuatu di luar batas kemampuannya, maka dia telah melemparkan dirinya ke tepi jurang fitnah, krisis dan konflik karena mereka tidak pernah puas dengan apa yang ada.
Jika
ada orang yang mengatakan bahwa yang terjadi saat ini bukanlah fitnah,
mengatakan bahwa masalah yang terjadi dewasa ini sangat jelas siapa yang
benar dan siapa yang salah, berarti dia keliru. Sebab Nabi telah
menjelaskan bahwa setiap zaman ada fitnahnya. Dan zaman ini, masalah
inilah fitnahnya.
Kita harus berhati-hati. Jangan sampai kita
menjerumuskan diri kita ke dalam fitnah ini. Jangan sampai kita ikut
masuk ke dalam konflik ini dan berpacu mengejar dunia bersama mereka.
Lalu apa yang harus kita lakukan di zaman ini?
Kita harus bersatu dengan Jama'atul Muslimin. Lalu yang manakah Jama'atul Muslimin ini? Ketika Nabi ditanya masalah ini, beliau menjawab,
“Ikutilah as-sawadul a’zham (kelompok terbanyak umat Islam)."
Misalkan
umat nabi saat ini 1,5 miliyar dan kelompok ini jika dikumpulkan
sebanyak 20 juta orang. Maka, siapa yang akan kita ikuti? Nabi
mangatakan bahwa kita harus mengikuti as-Sawadul A'zham (kelompok
terbanyak umat Islam).
Jawabannya sangat jelas. Jangan kita
membuat diri kita ragu sedikitpun dan jangan sampai kita membuat jamaah
Islam sendiri yang terpisah dari kelompok terbanyak umat Islam ini.
Lihatlah
kepada apa yang telah diberikan Allah kepadamu. Jika kamu dijadikan
seorang petani, guru, mentri, pedagang maka setiap orang akan dihisab
tentang dirinya masing-masing.
Misalkan kita meninggal, lalu hal apa yang akan ditanyakan pada kita? Apakah kita akan diminta pertanggungjawaban untuk mendirikan khilafah? Tidak, sama sekali tidak.
Nabi
sudah mengatakan bahwa kita akan ditanyai tentang empat perkara;
tentang penggunaan umur, penggunaan masa muda, tentang penggunaan harta
dan tentang agama. Inilah hal yang akan ditanya Allah kepada kita.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, rasulullah ditanya oleh Abi Zar tentang keadaan seperti ini.
"Jika tidak ada Imam di antara mereka wahai Rasulullah, apa yang harus saya perbuat?"
Beliau bersabda,
"Jauhilah semua kelompok itu, meskipun kamu harus menggigit (memakan) akar pohon."
Nabi
tidak mengatakan, "Dirikanlah sebuah kelompok!" dan juga tidak
memerintahkan untuk mencari Imam. Tapi beliau memerintahkan kita untuk
mengerjakan apa yang bermanfaat bagi kita, mintalah pertolongan kepada
Allah, mencari rizki halal, berdoa untuk kemenangan muslimin. Hal-hal
seperti inilah yang harus kita kerjakan.
Dan kita lihat, kelompok-kelompok ini menyibukkan diri mereka dengan perkara yang tidak menjadi inti tujuan kehidupan, tetapi berpaling dari inti tersebut.
Sama
halnya ketika kalian akan menghadapi ujian fikih besok, tapi kalian
menghafal Bahasa Inggris. Apakah hasil ujian yang akan kalian dapatkan?
Tapi
di sinilah permasalahannya sekarang. Mereka menghantarkan diri mereka
ke tepi jurang fitnah. Menyia-nyiakan anak-anaknya, pergi hingga
dipenjarakan.
Namun, jika ada orang yang menginginkan khilafah
dan Allah mempermudahnya sehingga terealisasi khilafah Islamiyah, dan
umat ini sepakat atas khilafah tersebut, maka kewajiban kita untuk
membaiatnya. Namun kalau tidak ada, maka tidak ada yang harus kita bai'at.
Dan juga, satu hal yang harus kita ingat. Jika Al-Mahdi datang (khalifah di akhir zaman), yang mendatangkannya adalah Allah.
Bukan kita, bukan pula kelompok-kelompok yang ada dalam tubuh Islam.
Oleh karena itu, kita tidak dituntut untuk mendirikan khilafah karena
hal ini berdasarkan kepada keinginan Allah dan hanya Dia yang tahu kapan
khilafah akan kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar