Tips Menulis: Pelajaran Penting Dari Dongeng Oleh: Isa Alamsyah
Sang
kancil ingin menyebrang sungai yang deras. Tapi ia tahu kalau ia
menyebrang maka ia pasti hanyut dibawa arus. Tak jauh dari tempatnya
berdiri, seekor buaya terlihat mengendap-endap mencari makanan.
"Buaya..." panggil sang kancil
"Ya..." sahut buaya. Wajahnya langsung bersinar begitu menengok dan melihat sang kancil. Ada makanan empuk di dekatnya.
Kancil tahu ia dalam bahaya, tapi ia selalu tahu bagaimana menemukan cara mencapai tujuannya.
"Buaya, aku ingin menujukkan tempat makanan istimewa di seberang
sungai. Tapi berjanjilah untuk tidak memakan aku untuk selamanya. bukan
saat ini saja tapi selamanya. Karena begitu kamu tahu tempat itu, kamu
tidak akan kelaparan!" seru kancil
Mendengar itu sang buaya langsung bergegas mendekati kancil dan memberi pundaknya untuk dinaiki hewan cerdik itu.
"Tapi kali ini jangan kau menipuku, karena aku tahu kau banyak menipu" tukas buaya memberi syarat.
"Tentu saja, lagipula buat apa aku menipu. Lebih baik aku aman selamanya darimu bukan?" jawab kancil tersenyum
Lalu berbegas buaya masuk ke sungai, berenang di permukaan memastikan kancil tak tenggelam.
Sang kancil tersenyum bangga. Entah sudah berapa kali ia berhasil
mengelabuhi berbagai hewan buas yang kuat dengan kecerdasan otaknya.
Di tengah sungai tanpa disadari kancil, kakinya mulai tenggelam,
badannya tenggelam lalu kepalanya pun tenggelam. Ia tiba-tiba tenggelam
dan tidak bisa bernapas. Ia berusaha berenang ke permukaan. Rupanya sang
buaya menyelam, lupa ada dirinya di atas pundaknya.
Kancil berhasil menyembulkan kepalanya, tapi ia terbawa arus.
"Hai bu..aya, ke..na..pa ka..mu me..nye..lam..." suara kancil terengah-engah mengambil napas.
Sang buaya berenang mendekati kancil, kali ini ia tidak menjawab. Hanya
mulutnya terbuka lebar sangat lebar, dan jleb..seluruh tubuh kecil
kancil sudah dilahapnya.
Lebih baik makan kancil sekalipun tubuhnya kecil, daripada makan yang banyak tapi cuma janji.
Buaya belajar, apapun yang dijanjikan kancil selalu berakhir tipu
muslihat, dan kini setidaknya ia tidak lapar untuk beberapa hari lagi.
Inilah akhir kisah kancil dan buaya.
Judul di atas sebenarnya bukan judul sebenarnya. Sengaja dibuat begitu agar tidak mudah tertebak arahnya.
Judul dari artikel ini adalah "Mendobrak klise"
Tips Menulis : Mendobrak klise
Saya tidak masukkan asli di atas karena akan membuat cerita mudah ditebak.
Kisah ini adalah contoh bagaimana membuat cerita yang mendobrak klise.
Mendobrak klise membuat kisah menjadi tidak biasa.
Kancil menang lawan buaya itu klise selalu begitu.
Kancil memperdayai Buaya, Macan, Singa dan selalu begitu.
Steriotype-nya kancil menang buaya kalah, kancil pintar buaya bodoh.
Kalau kita belajar membuat cerita yang mendobrak klise mka cerita kita tidak terduga.
Mendobrak klise membuat kebaruan dalam kisah.
Karena itu ketika membuat sebuah cerita pikirkan cara agar ada
kebaruan, ada ke khasan, ada hal yang tidak biasa sehingga karya kita
jadi spesial.
Salah satu caranya adalah, mendobrak klise.
Ok, silakan dicoba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar