TOKYO – Para ilmuwan dari Riken BioResource Center di
Jepang menjelaskan bahwa mereka dapat mengkloning tikus menggunakan sel
darah yang dikumpulkan dari ekor tikus lainnya. Menariknya, tikus hasil
rekayasa genetika itu tetap dapat menjalani hidup dengan normal.
Dilansir Softpedia, Sabtu (29/6/2013), jtikus yang digunakan untuk eksperimen harus berjenis kelamin betina. Agar dapat memperoleh spesimen kloning, para ilmuwan harus mengisolasi sel darah putih (leukosit) yang ditemukan dalam ekor tikus.
Wikipedia
menjelaskan, sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat
bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ
atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti
organisme sel tunggal.
Sel-sel darah putih tersebut kemudian
disuntikkan ke dalam sel telur DNA yang sudah tersedia. Setelah masuk ke
dalam sel telur, inti dari sel darah putih akan terdorong untuk berubah
menjadi embrio tahap awal.
Prosedur ini juga digunakan pada saat para ilmuwan hendak mengkloning seekor domba bernama Dolly. Adapun, metode kloning ini disebut sebagai transfer sel somatic nuklir.
Hingga
saat ini, hewan kloning berhasil diciptakan dengan bantuan inti sel
darah putih yang telah diekstraksi dari kelenjar getah bening dan hati.
Melalui keberhasilannya ini, para ilmuwan Jepang menunjukkan bahwa untuk
pertama kalinya tikus bisa dikloning menggunakan inti leukosit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar