NEW JERSEY - Tim peneliti dari National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA) saat ini sedang meninjau data yang
telah dikumpulkan sejak pertengahan Juni lalu untuk dapat mengungkap
tabir misteri gelombang tsunami yang memporak-porandakan tepi pantai New
Jersey, Amerika Serikat (AS) pada 13 Juni 2013.
Tidak seperti gelombang tsunami
pada umumnya yang disebabkan oleh adanya pergerakan lempeng dari dasar
laut, gelombang ini diyakini terjadi akibat adanya badai besar. Jika
benar adanya, maka tim peneliti bisa menyimpulkan bahwa gelombang langka
itu disebut meteotsunami.
Meski demikian, para peneliti juga
menegaskan adanya beberapa kemungkinan fenomena lain yang turut serta
berkontribusi dalam pembentukan gelombang meteotsunami tersebut.
Demikian disitat Softpedia, Rabu (26/6/2013).
“Adanya
fenomena perubahan cuaca yang kuat, berpengaruh terhadap pergerakan mata
angin dari wilayah AS bagian timur menuju ke lepas pantai New Jersey.
Kami juga menemukan adanya kemungkinan sumber fenomena alam lainnya yang
menyebabkan potensi meteotsunami,” ungkap direktur West Coast/Alaska
Tsunami Warning Center di Palmer, Alaska, Paul Whitmore.
Gelombang
meteotsunami tersebut memang tidak menyebabkan kerusakan pesisir,
tetapi para peneliti mengungkapkan tinggi gelombang mencapai 6 kaki atau
sekira 1,8 meter. Menurut Wikipedia, baik gelombang tsunami
maupun meteotsunami sekilas memang terlihat sama. Perbedaannya,
meteotsunami dipicu oleh amplitude osilasi seiche disertai tekanan udara
yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar