Senin, 10 Maret 2014

Akhir-akhir ini

Akhir-akhir ini banyak sekali fanspage islami yang memaksa pembacanya terjebak pada konflik-konflik timur tengah. Berlomba-lomba memposting bahaya zionisme Israel, penjajahannya atas Palestina, konflik Mesir, konflik Suriah, bahkan Iran yang notabene Syiah dituding bekerjasama di bawah meja dengan Amerika untuk menyerang Sunni.

Bahkan ada salah satu ormas yang cenderung radikal, ada teman lama dulu bahkan sampai anti Pancasila dan demokrasi, bahkan lirik lagu garuda pancasila ada yang diganti kurang lebih seperti ini:
“PANCASILA DASARNYA APA? RAKYAT ADIL MAKMURNYA KAPAN? TIDAK MAJU-MAJU TIDAK MAJU-MAJU TIDAK MAJU-MAJU”.

Nah timbul pertanyaan, yang salah Pancasilanya atau orang-orang yang mengurusi Negeri ini? Apakah Ideologi diganti ada jaminan Indonesia bakal maju jika SDMnya rendah? Dan akhirnya terjebak oleh kepentingan politik ideologi tertentu.

Jihad dikumandangkan, pemerintahan di kafirkan, Polisi dengan Densusnya dicap Thaghut, tau Thaghut? Kalo ga tau tanyakan ke ulama terdekat biar kenal ma ulama (:D haha).  Dan akhirnya aksi teror di lancarkan mulai dari bom sampai penembakan. Mau apa? Menciptakan perang di negeri damai?

Baru-baru ini ada berita sekelompok warga Palestina bermimpi Masjid Al-Aqsha dibebaskan orang Indonesia? Dan benar saja, sebagian orang Indonesia membesar-besarkan berita ini. Diposting di fanspage2, di blog, di website dan mungkin di media-media lainnya. Ya memang saya sebagai umat Islam mendukung Palestina merdeka, diakui oleh dunia sebagai negara berdaulat bukan hanya otoritas pemerintahan. Saya hanya berfikir hebat benar bisa membantu negara lain merdeka padahal negarasendiri bisa dibilang masih cukup kacau, terutama masalah sila ke lima tau sila ke lima? KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA. Kuliah S1 FKIP dengan biaya puluhan juta rupiah setelah lulus hanya dibayar ratusan ribu rupiah saja. Itu juga harus bersyukur karena tidak menjadi pengangguran.

Pancasila itu tidak bertentangan sama sekali denganAl-qur’an. Saya yakin mayoritas umat islamdi negeri ini setuju akan hal itu. Tapi kenapa lebih memilih memberontak untuk berusaha memajukan? Merusak dan membangun bangunan dengan pondasi baru apakah lebih mudah daripada memperbaiki yang sudah ada? Padahal atapnya saja yang bocor, dindingnya berlubang apakah harus seluruh bangunan beserta pondasinya dibongkar? Saya Cuma ingin berusaha sederhana dan realistis lakukanlah hal termudah. Kemampuan kita apa untuk memperbaiki negeri ini? Jadi guru jadilah guru yang baik, jadi pemerintah jadilah ulil amri yang amanah, jadi pedagang jadilah pedagang yang jujur jangan jadi penipu, jadi siswa, pelajar, mahasiswa jadilah seorang pembelajar belajar dengan baik biar nanti jadi manusia yang bisa membangun, ya generasi pembangun. Ya jelas yang dialami negeri ini masalah sosial bukan masalah ideologi negara yang oleh sebagian kelompok dipelintir masalah sosial ini akibat dari masalah ideologi negara yang salah, bulshitttt...

Saya sebagai umat islam ya cukup mengi’tikadkan rukun iman, mengamalkan rukun islam, berbuat ihsan di masyarakat, berzikir dan berdo’a kepada Allah, belajar ilmu yang bermanfaat, mengkaji al-Qur’an dan Hadis Rosulallah di rumah dan di sebuah majlis, ya berjihad sesuai profesi kita masing-masing, jadi guru berjihad di sekolah, perjuangkan kecerdasan siswa-siswa kita. Jadi tentara ya harus siap angkat senjata sebagai garda terdepan ketika terjadi peperangan, jadi ulama jadilah ulama yang bijaksana berjuang di jalan dakwah, sederhana bukan? Memang sederhana.


Wallahu A’lam Bishowab 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar