Minggu, 23 Juni 2013

Mengenal Lebih Dekat Uranium

 LONDON - Penamaan uranium ternyata berasal dari nama planet di sistem tata surya, yakni Uranus. Beberapa tahun lalu elemen uranium di temukan di planet tersebut. Penamaan Uranus sendiri berasal dari sebuah dewa langit Yunani.

Dilansir Guardian, Jumat (21/6/2013), uranium lebih melimpah dan luas ketimbang yang diperkirakan orang. Bahkan, unsur kimia tersebut kabarnya bisa ditemukan pada batu, tanah dan air, di mana kandungannya justru lebih banyak daripada perak.

Uranium juga merupakan elemen terbesar yang ditemukan di Bumi. Di alam bebas, hampir seluruh uranium merupakan isotop uranium-238 (99,27 persen). Uranium merupakan radioaktif dan bisa memancarkan partikel alpha (dua proton dan dua neutron terikat).

Terdapat jenis uranium selain uranium-238, yakni uranium-235 yang kabarnya memiliki masa aktif selama ratusan juta tahun. Uranium disimbolkan dengan 'U' dan nomor atom 92.

Uranium murni adalah logam berwarna perak-putih yang lebih keras daripada elemen lainnya. Unsur kimia yang menjadi bahan dasar untuk teknologi nuklir ini sangat padat, kira-kira 70 persen lebih padat dari unsur kimia lain.

Meskipun kepadatannya masih kalah ketimbang emas atau tungsten (logam berat berwarna kelabu kehitam-hitamanan), namun uranium bisa dimanfaatkan sebagai penyeimbang dalam pesawat terbang. Dahulu, sebelum ditemukan bahwa uranium merupakan radioaktif, elemen ini banyak digunakan untuk mewarnai kaca, tembikar dan glasir (lapisan keras pada porselen atau keramik).

Di Bumi, adanya uranium radioaktif (bersama dengan torium dan kalium-40) bisa menjaga Bumi agar tetap hangat. Uranium merupakan unsur beracun yang kabarnya bisa menyebabkan gagal ginjal. (fmh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar