CALIFORNIA - Astronom baru-baru ini mengumumkan
penemuan bintang baru yang berukuran besar. Bintang yang dijuluki
'Supersun' ini lahir di galaksi Bima Sakti.
Dilansir Time, Kamis (11/7/2013), astronom berpikir bahwa bintang yang sangat awal (baru lahir) di alam semesta ini merupakan 'monster'. Bintang raksasa tersebut konon memiliki ukuran 100 kali lipat lebih besar ketimbang matahari sistem tata surya.
Bintang baru tersebut mampu berpijar melalui bahan bakar nuklir yang dimilikinya selama beberapa juta tahun sebelum meledak dalam peristiwa cataclysmic yang dikenal dengan nama supernovas. Astronom melalui berbagai pengukuran percaya bahwa ledakan supernovas ini merupakan cikal bakal terbentuknya bintang baru di alam semesta.
Astronom meyakini bintang yang terbentuk dalam waktu miliaran tahun ini memiliki perbedaan, khususnya dari segi ukuran. Bintang-bintang yang paling umum di Bima Sakti ialah 'M-dwarfs', yang memiliki ukuran hanya setengah dari matahari, namun memiliki jumlah delapan kali lipat lebih banyak.
Galaksi Bima Sakti kabarnya memiliki beberapa bintang masif, tetapi jumlahnya sedikit. Bintang masif di galaksi ini hanya satu dari 10 ribu bintang lainnya dan itu pun telah mati.
Astronom melaporkan temuan mereka dalam jurnal Astronomy & Astrophysics. Mereka menggunakan bantuan teleskop Atacama Large Millimeter-submillimeter Array (ALMA), yang digunakan selama empat bulan.
"Tidak hanya bintang-bintang langka. Namun, kelahiran mereka (bintang baru) sangat cepat dan 'masa kecil' mereka sangat pendek. Sehingga, menemukan objek masif di awal evolusinya merupakan hasil yang spektakuler," jelas peneliti dari University of Manchester di Inggris, Gary Fuller.
Astronom menangkap bintang baru ini dalam bentuk formasinya, tanpa awan gas dingin serta debu yang mengambang. Jarak bintang ini ialah 11 ribu tahun cahaya dari Bumi.
Dilansir Time, Kamis (11/7/2013), astronom berpikir bahwa bintang yang sangat awal (baru lahir) di alam semesta ini merupakan 'monster'. Bintang raksasa tersebut konon memiliki ukuran 100 kali lipat lebih besar ketimbang matahari sistem tata surya.
Bintang baru tersebut mampu berpijar melalui bahan bakar nuklir yang dimilikinya selama beberapa juta tahun sebelum meledak dalam peristiwa cataclysmic yang dikenal dengan nama supernovas. Astronom melalui berbagai pengukuran percaya bahwa ledakan supernovas ini merupakan cikal bakal terbentuknya bintang baru di alam semesta.
Astronom meyakini bintang yang terbentuk dalam waktu miliaran tahun ini memiliki perbedaan, khususnya dari segi ukuran. Bintang-bintang yang paling umum di Bima Sakti ialah 'M-dwarfs', yang memiliki ukuran hanya setengah dari matahari, namun memiliki jumlah delapan kali lipat lebih banyak.
Galaksi Bima Sakti kabarnya memiliki beberapa bintang masif, tetapi jumlahnya sedikit. Bintang masif di galaksi ini hanya satu dari 10 ribu bintang lainnya dan itu pun telah mati.
Astronom melaporkan temuan mereka dalam jurnal Astronomy & Astrophysics. Mereka menggunakan bantuan teleskop Atacama Large Millimeter-submillimeter Array (ALMA), yang digunakan selama empat bulan.
"Tidak hanya bintang-bintang langka. Namun, kelahiran mereka (bintang baru) sangat cepat dan 'masa kecil' mereka sangat pendek. Sehingga, menemukan objek masif di awal evolusinya merupakan hasil yang spektakuler," jelas peneliti dari University of Manchester di Inggris, Gary Fuller.
Astronom menangkap bintang baru ini dalam bentuk formasinya, tanpa awan gas dingin serta debu yang mengambang. Jarak bintang ini ialah 11 ribu tahun cahaya dari Bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar