Dilansir Nbcnews, Senin (1/7/2013), remaja ini apabila berhasil merebut hati juri melalui inovasinya di Google Science Fair, maka dirinya bisa mendapatkan hadiah besar. Remaja asal Kanada ini bernama Ann Makosinski, yang tahun lalu sukses membuat lampu senter menggunakan energi gerak untuk membuat lampu LED menyala.
Kini, ia ingin membuat sesuatu yang berbeda, yang lebih memudahkan pengguna ketika hendak menyalakan lampu senter. Ann kemudian mengembangkan lampu senter yang bisa menyala melalui efek yang dinamakan thermoelectric.
Thermoelectric memungkinkan listrik untuk bisa muncul dalam jumlah kecil. Sejumlah tegangan listrik yang kecil itu bisa diambil, karena elektron mengalir di antara sisi dingin dan panas dari material.
"Saya yakin kita semua telah memiliki pengalaman menjengkelkan ketika kita sangat membutuhkan senter. Kita menemukan senter, dan baterainya habis," ungkap Ann dalam sebuah wawancara email dengan NBC News.
Ia mengatakan, lampu senter konvensional akan boros, sebab pengguna harus mengeluarkan uang untuk membeli baterai. Sedangkan, dengan lampu senter bertenaga panas tubuh ini bisa sangat menghemat biaya dan ramah lingkungan.
Cahaya yang dihasilkan memang sederhana, namun kekuatannya dinilai cukup untuk menerangi area tertentu guna menemukan kunci yang hilang atau menerangi halaman buku di ruangan yang gelap. Pada pengujian, kabarnya senter ini bisa bekerja selama setengah jam pada suhu sekira 50 derajat Fahrenheit.
"Senter ini saya telah membuatnya lebih dari prototipe, kemudian (ke depan dapat) menjadi produk akhir. Komponen di perangkat saya ini cukup kuat," kata Ann.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika ini akan menjadi produk komersial, maka ia akan menyematkan penutup untuk melindungi komponen elektronik dengan menghadirkan casing. Sehingga, perangkat akan dapat hidup lebih tahan lama dan bahkan bisa menjadi perangkat senter anti-air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar