WASHINGTON - Penampakkan objek awan gas yang berada di luar angkasa muncul di sekitar lubang hitam supermasif
di pusat galaksi Bima Sakti. Astronom mengungkapkan, awan gas ini
muncul menjelang 'kematian'nya di sekitar lubang hitam.
Dilansir Nature, Kamis (18/7/2013), astronom menjelaskan observasi mereka yang menunjukkan bahwa awan gas ini memanjang dan tampak seperti 'sepotong gula-gula'. Objek tersebut ditarik oleh gaya gravitasi lubang hitam, yang diharapkan akan menghancurkannya berkeping-keping dalam beberapa bulan mendatang.
Astronom Stefan Gillessen akan mengikuti setiap detail dari kematian awan gas tersebut. Fenomena tersebut menawarkan kesempatan langka, di mana peneliti bisa mempelajari lebih lanjut tentang aktivitas lubang hitam.
Gillessen dan timnya di Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics di Jerman menemukan gas awan ini yang dinamakan G2 pada 2011. Peneliti telah melacak gerakan G2 sejak beberapa tahun lalu menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory di Chili.
Penelitian yang dilakukan April lalu mengungkap kecepatan gerak awan gas tersebut. Sebagian besar gas bergerak dari Bumi menuju lubang hitam. "Awan gas ini berperilaku seperti komet yang berayun oleh Matahari," kata Gillessen. Peneliti melaporkan temuannya dalam Journal Astrophysical.
Awan luar angkasa yang memiliki massa tiga kali lipat dari Bumi ini tidak menunjukkan adanya sinar saat mendekati lubang hitam. "Apa yang telah kita amati sejauh ini benar-benar konsisten dengan awan gas sederhana," pungkas Gillessen.
Dilansir Nature, Kamis (18/7/2013), astronom menjelaskan observasi mereka yang menunjukkan bahwa awan gas ini memanjang dan tampak seperti 'sepotong gula-gula'. Objek tersebut ditarik oleh gaya gravitasi lubang hitam, yang diharapkan akan menghancurkannya berkeping-keping dalam beberapa bulan mendatang.
Astronom Stefan Gillessen akan mengikuti setiap detail dari kematian awan gas tersebut. Fenomena tersebut menawarkan kesempatan langka, di mana peneliti bisa mempelajari lebih lanjut tentang aktivitas lubang hitam.
Gillessen dan timnya di Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics di Jerman menemukan gas awan ini yang dinamakan G2 pada 2011. Peneliti telah melacak gerakan G2 sejak beberapa tahun lalu menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory di Chili.
Penelitian yang dilakukan April lalu mengungkap kecepatan gerak awan gas tersebut. Sebagian besar gas bergerak dari Bumi menuju lubang hitam. "Awan gas ini berperilaku seperti komet yang berayun oleh Matahari," kata Gillessen. Peneliti melaporkan temuannya dalam Journal Astrophysical.
Awan luar angkasa yang memiliki massa tiga kali lipat dari Bumi ini tidak menunjukkan adanya sinar saat mendekati lubang hitam. "Apa yang telah kita amati sejauh ini benar-benar konsisten dengan awan gas sederhana," pungkas Gillessen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar