MADRID – Beberapa ilmuwan pernah mengemukakan bahwa
kandungan dalam bir dapat membuat arteri lebih fleksibel dan melancarkan
aliran darah. Namun di sisi lain, tidak sedikit juga yang menyatakan
bahwa minuman beralkohol dapat merusak fungsi otak.
Salah satunya seperti yang dipaparkan oleh tim peneliti dari University of Santiago de Compostela di Spanyol, orang yang mengonsumsi bir sebanyak tiga gelas per pekan dapat memperlambat fungsi kerja otak hingga 20 persen. Demikian dilansir Softpedia, Selasa (9/7/2013).
Hal
ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menyelesaikan berbagai
tugasnya. Namun, bukan berarti otak harus bekerja lebih keras dalam
memproses isyarat yang diterimanya, seperti yang dijelaskan oleh situs
The Inquisitr.
Untuk meneliti seberapa besar efek konsumsi bir
terhadap otak manusia, para peneliti memantau beberapa siswa yang
dibagi menjadi dua kelompok selama tiga tahun. Kelompok pertama terdiri
dari beberapa peminum pesta (binge drinkers) yang merupakan
siswa-siswa yang rutin mengonsumsi bir minimal tiga liter dalam sepekan,
sedangkan kelompok lainnya terdiri dari mereka yang jarang mengkonsumsi
bir.
Hasilnya ketika kedua kelompok siswa diberikan tes yang
sama, otak mereka yang secara teratur minum bir terlihat harus bekerja
lebih keras untuk dapat menyelesaikan berbagai tugas yang diberikan,
sebaliknya dengan kelompok yang jarang mengonsumsi minuman beralkohol
tersebut.
“Binge drinking memiliki risiko lebih besar tidak hanya
dalam hal keamanan, tetapi juga kesehatan mereka di masa depan. Ini
menunjukkan bahwa kita perlu mengubah budaya konsumsi minuman beralkohol
terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa,” ucap direktur kelompok
Alcohol Concern, Emily Robinson dalam kampanyenya.
Lebih jauh,
tim peneliti juga menduga bahwa jenis minuman beralkohol lainnya juga
memiliki dampak yang sama apabila tidak dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar