WASHINGTON - Peneliti University of Washington memonitor area kutub utara
dan menemukan bahwa daerah bersuhu rendah tersebut memiliki es yang
mencair. Uniknya, meskipun es di kutub utara mencair, namun tidak
ditemukan tanda-tanda banjir.
"Setiap musim panas ketika matahari
mencairkan permukaan, air harus pergi ke suatu tempat, sehingga
terakumulasi di kolam ini. Ini tidak terlihat sangat ekstrim," kata
Jamie Morison, ilmuwan kutub di UW Applied Physics Laboratory, seperti
dikutip Sciencedaily, Rabu (31/7/2013).
Selama akhir
pekan tim peneliti memposting penjelasan untuk mengungkap bahwa tidak
ada banjir di kutub, melainkan es yang mencair. Peneliti mengandalkan
kamera lensa 'mata ikan' (fisheye) untuk mengobservasi area Arktik.
Peneliti
memperkirakan kolam mencair dalam gambar hanya lebih dari 2 meter dan
memiliki lebar hanya beberapa ratus kaki. Mencairnya kolam es tersebut
kabarnya tidak biasa terjadi pada periode akhir Juli.
Peneliti
lebih lanjut mengatakan, pada akhir Juli, kolam akan kering. Ini
merupakan siklus normal untuk kolam air lelehan yang terbentuk dari
salju dan es.
Melalui sebuah pelampung khusus untuk kegiatan
penelitian, ilmuwan kutub banyak mendapat informasi mengenai suhu atau
ketinggian kolam es di kutub. Pelampung tersebut pertama kali mengapung
di kolam es kutub pada April, yang merupakan waktu awal musim cairnya es
kutub.
Pelampung juga mengukur cuaca, es dan data laut.
Sementara perangkat webcam yang dimanfaatkan peneliti juga mengirimkan
gambar melalui satelit setiap 6 jam sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar