CALIFORNIA - Populasi manusia yang terus meningkat bisa
menjadi ancaman terbesar untuk kelangsungan hidup manusia di masa
depan. Hal ini diungkap oleh ilmuwan Stephen Emmot dalam bukunya yang
berjudul Ten Billion.
Dilansir Guardian, Senin
(1/7/2013), jika populasi meningkat terus berlanjut, maka anak cucu
manusia di masa dapan akan melihat Bumi dengan krisis lingkungan yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Ilmuwan komputasi Stephen Emmot
mengungkap gagasannya dalam intisari buku karangannya, Ten Billion.
Bumi merupakan rumah bagi jutaan spesies. Manusia
adalah spesies makhluk hidup yang paling mendominasi di Bumi.
Kecerdasan, penemuan, dan kegiatan manusia memodifikasi hampir setiap
bagian dari planet yang dapat dihuni ini.
Penemuan dan aktivitas
manusia tersebut justru dinilai bisa memunculkan masalah global yang
dihadapi. Terlebih, populasi manusia di Bumi bisa tumbuh terus menuju
populasi global 10 miliar.
Ilmuwan meyakini 200 ribu tahun lalu
manusia muncul sebagai spesies. Khusus di 10 ribu tahun lalu, populasi
Bumi masih berada di satu juta manusia. Lalu, di 200 tahun lalu, angka
meningkat menjadi 1 miliar.
Sedangkan lima puluh tahun lalu atau
di era 1960-an, populasi manusia mencapai 3 miliar. Terkini, jumlah
manusia di Bumi mencapai 7 miliar dan di 2050, ilmuwan memprediksi bahwa
populasi manusia bisa mencapai 9 miliar dan seterusnya, hingga 10
miliar, bahkan lebih.
Kembali di 1984, kabarnya di Ethiopia
terjadi bencana kekeringan yang meluas. Kekeringan yang tidak biasa dan
banjir yang besar. Fenomena tersebut pernah muncul di Australia, Asia,
Amerika Serikat dan Eropa. Sumber daya air, yang dianggap unsur paling
vital dan melimpah, dikhawatirkan akan memiliki potensi untuk menjadi
langka.
Sekira 1 dekade lalu, tepatnya di 2000, terdapat jumlah
manusia sekira 6 miliar. Saat itu komunitas ilmiah di dunia mengungkap
adanya akumulasi CO2, metana, gas rumah kaca di atmosfer meningkat.
Hal
tersebut muncul sebagai akibat dari meningkatnya bidang pertanian,
penggunaan lahan, produksi serta transportasi dari segala apa yang
dikonsumsi oleh manusia. Fenomena ini pula yang kemudian memunculkan
perubahan iklim.
Menurut catatan peneliti, di 1998 merupakan tahun di mana Bumi memiliki suhu terhangat.
Kini, dengan populasi manusia sebanyak 7 miliar, maka kebutuhan juga
akan meningkat, tidak hanya air, tetapi juga makanan, lahan serta
transportasi dan energi.
Dengan demikian, ini akan mempercepat
juga tingkat di mana manusia mampu mengubah iklim. Ilmuwan menegaskan
pentingnya memahami fenomena ini yang saling berhubungan dan mengungkap
solusi bagi manusia, di mana manusia harus dapat mengubah perilaku,
secara radikal atau drastis dan dalam tingkatan global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar