MEDAN - Radioisotop Indonesia, khususnya yang sering
digunakan untuk bidang kesehatan, mulai menjadi perhatian dunia. Bahkan
Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara konsumen radioisotop terbesar
di dunia pun melirik Indonesia, setelah Kanada kehilangan kekuatan
produksi radioisotop.
Hal tersebut disampaikan Menteri Riset dan
Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, usai membuka rapat pertemuan IPTEK dan
Inovasi Strategis APEC, di Medan, Senin (1/7/2013).
"Seperti AS,
selama ini mereka mengandalkan pasokan dari Kanada. Tapi karena
kebutuhan semakin tinggi, sementara produksi Kanada cenderung turun,
perhatian (melirik) tertuju ke kita," ujar Gusti.
Menurutnya,
ini adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan Indonesia. “Apalagi,
risetnya kita sudah punya. Dan selama ini kita belum memproduksi secara
maksimal,” lanjutnya.
Dalam kerangka pengembangan produksi
radioisotop ini, Indonesia mendapat keuntungan. Karena delegasi
negara-negara APEC secara keseluruhan telah menyepakati kerjasama
menaikkan biaya riset, untuk memajukan semua negara anggota.
"Ini
kan komoditas yang berteknologi tinggi. Kalau ada insentif berupa biaya
riset, tentunya kita diuntungkan. Tinggal lagi, bagaimana nanti KTT
bisa menyetujuinya,"terang hatta.
Sementara itu, Staf Ahli
Menteri Luar Negeri Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya, Kementerian Luar
Negeri, M Wahid Supriyadi, menyebutkan, radioisotop itu sudah di ekspor
ke beberapa negara Asia seperti ke Jepang, Korea, dan Malaysia.
"Yang
terstigma selama ini kan kita minim inovasi. Tapi ternyara saat ini
klita leading di pasar untuk radioisotop. Ini akan bagus untuk
Indonesia, apalagi negara di Asia Pasifik lainnya sama-sama menyepakati
untuk saling bersinergi menguatkan komodiyi iptek ini,"katanya.
Wahid
juga mengatakan, secara diplomatis kondisi ini akan membuat posisi
Indonesia semakin kokoh, di pasar. Karena sebagai pemimpin pasar,
peluang Indonesia semakin besar, untuk mendapatkan informasi, dan
melibatkan sumber daya dalam negeri.
"Masing-masing negara akan
saling bertukar informasi dan kalau memungkinkan bekerja sama melakukan
riset dan menghasilkan secara konkrit hasil penelitian itu yang tentunya
dengan melibatkan swasta,"tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar